Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

PUISI CINTA - Engkau Sang Penakluk Hati

Engkau Sang Penakluk Hati by : Chintya Tandri resah hatiku  hai engkau sang penakluk hati berdiri gagah di hadapanku sang elang perkasa menatap tajam oh... indera ini tak mampu menahan lagi menjauhlah dariku bidukku bergetar, melayang entah kemana kakiku mengayun, melompat entah kemana hai engkau sang penakluk hati berdiri gagah di hadapanku sang merpati menyampaikan cintaku entah apa yang disampaikannya senang bimbang bercampur rasa  saat indera memandang raja hatiku tingkah-tingkah ayu kuperbuat berharap rajaku tak buruk sangka hai engkau sang penakluk hati berdiri gagah di hadapanku menyimpan di dalam memoriku melepas di dalam sajak-sajakku mengungkapkan gelora tak terbendung kepadamu, secarik kertas putih.

Mengubah teks eksplanasi menjadi puisi

GELORA TSUNAMI Oleh : Chintya Tandri Kharisma ombak kini membara. Cerah gugur menjadi redup. Goresan kilat merobek cakrawala. Frekuensi gelombang menghantam dermaga. Bung ! Guncangan lapisan bumi mengangkat kaki. Lihatlah ! Karang pecah menjadi pasir berdesir. Dengarlah ! Genta bencana dibunyikan sang penguasa alam. Kini mentari dalam pelukan sang rembulan. Denting berbunyi dari dasar laut. Kabut kelabu menambah gundah di hati. Oh sungguh ... Panorama atmosfer tak elok lagi. Bung ! Dengarlah melodi di ujung laut sana. Simponi tak beraturan terdengar. Ombak mengalun tak senang hati. Berlarilah !  Gelora sudah tiba. Cepat sekali ! 1,  2, 3, 4, 5, Hancur, lenyap, sunyi. Laut menjadi samudera. Oase berbuih dimana-mana. Bung ! Apa yang terjadi ? Dimana mereka ? Tanyakan saja pada Sang Pencipta !

PUISI

Sadar Kawan Chintya Tandri Aku takut dengan temanku Yang menyaingiku dengan cara seperti itu Diriku sangatlah percaya dengannya Diriku tak bisa jahat seperti yang dilakukannya Engkau boleh mengalahkanku Diriku senang jika engkau bisa menandingiku Tapi janganlah kau jadi musuh dalam selimut Di hidupku... Kau menganggapku saatku berguna untukmu Meninggalkanku saat ku tak berguna, Tak ada artinya untukmu Sumpah demi Tuhan Aku tak tahu isi hatimu Isi pikiranmu... Tolong tunjukan padaku sesungguhnya dia Tuhan.... Sumpah... Kau kuhargai layaknya orang tuaku Membantumu layaknya adikku Pernah tidakkah kau merasakan itu ? Kawan.... Aku tak bisa ceritakan ini semua Kepada orang sama denganmu Kepada orang yang kupercayai Siapa ? Sahabatku, orang tuaku, adik-adikku Tak bisa.... Hanya dengan beralas kertaslah Diriku tenang Terbebas dari bayang-bayang...  akal busukmu Ku tak tahu apa ini ? Ceritakah ? Syairkah...